Sabtu, 01 Desember 2018

PENGERTIAN WALI KHOTAM

*Pengertian Wali Khatam dan Katam

AL KHATMUL AULIYA' ADALAH PEWARIS UTAMA KHATMUL ANBIYA' SECARA KHUSUS DAN KAFFAH

Rasulullah SAW bersabda:

اَلعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ لَمْ يَرِثوُا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، وَإِنَّماَ وَرَثوُا العِلْمَ وَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَهُ بِحَظٍّ وَاِفرٍ. (رواه البخاري)

“Al Ulama’ adalah pewaris para Nabi, mereka tidak mewariskan dinar dan dirham (harta kekayaan), dan mereka semata mata hanya mewariskan ilmu, dan barangsiapa yang mengambilnya, maka ia mengambil ilmu itu dengan keberuntungan yang banyak sekali”. (HR. Bukhari)

Dalam hadits diatas, sangat jelas bahwa para ulama yakni para wali (dalam pengertian ini) adalah pewaris para Nabi. Yang dimaksud para Nabi disini jelas bukan hanya Nabi Muhammad SAW, tapi semua Nabi sejak zaman Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW. 

Oleh karena itu kalau kita mau awas / teliti dalam melihat fenomena ini, maka akan jelas terlihat bahwa terdapat persamaan dan kemiripan antara manaqib (biografi) seorang wali dengan sejarah salah satu Nabi, baik dari kemiripan rupa, sosok ketegapan tubuh, nama, sifat sifat secara khusus, karomah dengan mukjizatnya dan lain sebagainya.

Sebagai contoh, dalam manaqib Sayyidi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, diceriterakan bahwa pada suatu hari ketika beliau makan, terdapat salah satu menu yang mengundang selera yaitu masakan seekor ayam. Pada saat itu datang tamu yaitu orang tua salah satu santrinya. Melihat lezatnya dan mutu makanan yang dimakan oleh Syeikh Abdul Qadir Jailani ra, tamu tersebut ingat anaknya dan jenis serta mutu makanan yang dimakan anaknya di pondok pesentren Syeikh Abdul Qadir ra. Dalam hati orang tersebut timbul perasaan iri, karena para murid makan makanan sangat sederhana sementara gurunya makan makanan lezat, bergizi dan bermutu tinggi.

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani tahu apa yang tersirat dihati tamunya. Begitu selesai makan, maka beliau pandang tulang belulang ayam yang masih teronggok diatas meja makannya. Lalu beliau tunjuk seraya berkata : "Bangunlah (wahai ayam) atas izin Allah SWT!!!", seketika itu juga ayam tersebut kembali utuh dan hidup kembali sebagaimana sediakala. Karomah ini sama dengan mu'jizat Nabi Musa yang menghidupkan kembali orang yang sudah mati dengan memukulkan lidah sapi betina pada mayat itu.

Disini bisa kita renungkan, Nabi Musa menghidupkan kembali orang mati (mayat itu masih dalam keadaan utuh) dengan cara memukulkan lidah sapi betina ke tubuh mayat tersebut, dan orang itu hidup kembali atas izin Allah SWT. Sedangkan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ra bisa menghidupkan kembali tulang belulang tanpa daging, tanpa perantara alat apapun. Cukup dia berkata "Bangunlah kamu atas izin Allah SWT !!!" maka hiduplah ia kembali dan bangun seperti dalam keadaan semula. Subhanallah… inilah salah satu karomah ummat terbaik dari nabi terbaik junjungan kita Nabi Muhaamd SAW, karomahnya lebih tinggi dari mu'jizat para nabi terdahulu.

Sebenarnya masih banyak kisah karomah para wali yang sama persis dan mirip dengan mu'jizat para Nabi sebelum Rasulullah SAW. Demikian juga banyak bukti ikhtiyar dan mujahadah mereka serta ujian para Wali untuk mencapai puncak kedudukan disisi Allah SWT. Diantaranya ada yang mirip Nabi Ayyub as, dia mengalami ujian kena penyakit lepra dan dikucilkan manusia, tapi justru dia merasakan nikmatnya sendiri bersama Allah SWT. Intinya kejadian kejadian tersebut adalah bukti nyata yang menjelaskan kebenaran Hadits Nabi Muhammad SAW bahwa PARA WALI adalah pewaris PARA NABI. Bukan pewaris Nabi Muhammad SAW secara khusus. Lalu siapakan pewaris tunggal Khatmul Anbiya wal Mursalin Nabi Muhammad SAW ? untuk itu mari kita dalami secara khusus siapakah Al Khatmul Auliya' yang menjadi pewaris khusus Al Khatmul Anbiya' tersebut.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita renungkan firman Allah SWT berikut ini:

فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُونَ (النحل: 34)

"Bertanyalah kalian kepada "Ahla Adz Dzikri" jika kamu tidak tahu". (QS. An Nahl:43)

Khitab (orang yang di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar