Kamis, 28 November 2019
Sholawat tak Terbatas dari Habib Muhsin Baumar
Rabu, 13 November 2019
SABAR
Sabtu, 15 Juni 2019
DIALOG ALLOH SWT DAN NABI MUHAMMAD SAW
ALLAHU AKBAR ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada disyurga…
Mari kita camkan dan renungkan kisah berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita, Maasya Allah…
Singkat cerita, pada malam itu Jibril AS mengantarkan Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha. Namun karena Jibril AS tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril AS pun mengatakan kepada Rasulullah SAW untuk melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dirinya…
Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah SWT hingga tiba di Arsy…
Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Muhammad SAW berhadapan dan berbincang secara langsung dengan Allah Azza wa Jalla…
Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Maasya Allah…
PERCAKAPAN Antara Muhammad Rasulullah SAW dengan ALLAH Subhanahu wata’ala :
a). Rasulullah SAW pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah SWT :
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH…
(Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah).
b). Kemudian Allah SWT menjawab sapaannya :
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
(Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya).
c). Mendapatkan jawaban sperti ini, Rasulullah SAW tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya (ini yang membuat kita sangat terharu)…
Beliau menjawab dengan ucapan :
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
(Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih).
Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi… itu adalah percakapan Sang Tuhan dan hamba-Nya, Sang Pencipta dan ciptaan-Nya dan mereka saling mnghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain dan lihat betapa Rasulullah SAW mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika dia dihadapan Allah SWT…
d). Melihat peristiwa ini, para malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan ter-kagum2 betapa Rakhman dan Rakhimnya Allah SWT, betapa mulianya Muhammad SAW…
Kemudian para malaikat pun mengucap dengan penuh keyakinan :
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
(Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul Allah).
Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam SHOLAT yaitu pada posisi TAHIYAT Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya…
MUNGKIN sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makma kalimat dalam bacaan ini.
Mudah2an dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita. Sehingga kita dapat merasakan getaran yang dirasakan oleh para malaikat disaat peristiwa itu…
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب
Semoga bermanfaat untuk menambah kekhusu’an sholat kita, Aamiin Allahumma Aamiin…
Minggu, 26 Mei 2019
KEUTAMAAN DZIKIR (DZIKRULLOH)
Hadits² Keutamaan D Z I K I R
1. Rasulullah saw. bersabda, “Kalimat Laailaahaillallah tetap selalu berguna bagi orang yang mengucapkan (membacanya) dan dapat menghindarkan balak dan siksa dari mereka, selama mereka tidak meremehkannya.” (HR. Al Ashabani).
2. Dari Syamr bin Athiyyah, dari beberapa orang gurunya, dari Abu Ad Darda ra. dia berkata, aku berkata, “Ya Rasulullah! Berwasiatlah kepadaku!” Rasulullah saw. bersabda, “Apabila engkau melakukan suatu kejahatan, maka ikutkanlah kejahatan itu dengan amalan yang baik, karena hal itu akan menghapusnya.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, apakah kalimat Laa Iaaha illallah termasuk diantara kebaikan?” Rasulullah saw. bersabda, “Kalimat itu adalah sebaik-baik kebaikan.” (HR. Ahmad). Hadits Hasan.
3. Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Allah Swt. mengirimkan wahyu kepada Nabi Musa as., “Ya Musa! Apakah engkau senang Aku berdiam bersamamu dalam rumahmu?” (mendengar itu) Nabi Musa tunduk bersujud kepada Allah kemudian berkata, “Ya Rabbi, bagaimana mungkin hal itu ?” Allah berfirman pada Musa, “Ya Musa! Apakah tidak engkau ketahui bahwa Aku teman duduk bagi orang yang berdzikir pada-Ku? Dan (lebih dari itu) di mana pun hamba-Ku mencari Daku, maka pasti menjumpai-Ku.” (HQR. Ibnu Syahin, dari Jabir ra.).*
4. Dari Abu Dzar ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan Laailaahaillallah kemudian dia mati diatas keyakinan tersebut kecuali dia masuk surga.” (HR. Bukhari).*
5. Dari Umar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Adam as. telah berbuat suatu dosa, maka saat ia menengadahkan kepalanya ke langit, ia berkata, “Aku memohon kepada-Mu, dengan wasilah Muhammad, ampunilah diriku.” Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Siapakah Muhammad?” Adam as. menjawab, “Maha Berkah Nama-Mu, ketika Engkau ciptakan daku, aku tengadahkan kepalaku ke Arsy-Mu dan ternyata tertulis di dalamnya ‘Laa ilaaha illallahu Muhammadur Rasulullah.’ Maka kuketahui bahwa Muhammad itu seseorang yang derajatnya tiada seorang pun yang sederajat dengannya, sehingga Engkau letakkan namanya berdampingan dengan nama-Mu.” Lalu Allah menurunkan wahyu padanya, “Wahai Adam, sesungguhnya ia adalah Nabi yang terakhir dari anak keturunanmu. Seandainya tidak karena ia, maka tidak Ku ciptakan dirimu.” (HR. Thabrani, Hakim, Abu Nu’aim, Baihaqi).
6. Dari Abdullah bin Amr ra. ia berkata, “Datang kepada Nabi saw. seorang Arab gunung yang memakai jubah sutra dengan tepi-tepinya yang dihiasi ribaj, ia berkata (kepada para sahabat), “Sesungguhnya kawanmu ini (Muhammad) hendak memuliakan para penggembala dan anak-anak pengembala. Dan menghinakan penunggang kuda (bangsawan) dan keturunannya.” Maka Nabi saw. berdiri dengan marah, lalu memegang leher bajunya dan menariknya, seraya berkata, “Tidakkah kulihat dirimu memakai pakaian orang-orang bodoh?” Lalu beliau duduk kembali dan bersabda, “Sesungguhnya Nuh as. ketika menjelang wafatnya, ia memanggil kedua anaknya dan berkata, “Sesungguhnya akan kuwasiatkan kepada kalian, Kuperintahkan kalian dua perintah dan aku melarang kalian dari dua larangan. Kularang kalian dari syirik dan takabur. dan kuperintahkan kalian dengan Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya jika langit dan bumi diletakkan dalam satu daun timbangan dan daun timbangan yang lainnya diletakkan kalimat Laa ilaha illallah, maka kalimat Laa ilaaha illallah tersebut akan lebih berat. Seandainya segala isi bumi dan langit ini dijadikan satu lingkaran lalu diletakkan Laa ilaaha illallah di atasnya, niscaya akan hancurlah segalanya.” Dan kuperintahkan kepadamu dengan Subhanallahi wa bihamdihi. Sesungguhnya keduanya adalah shalat seluruh makhluk hidup, dan dengan keduanya pulalah segalanya diberi rezeki.” (HR. Hakim).
7. Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memanggil salah seorang umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari Kiamat dan dihadapkan kepadanya 99 catatannya. Setiap catatan besarnya sejauh mata memandang, dan ia akan berkata, “Apakah kamu ingkari (dosa) ini? Atau para pencatat itu telah menzalimimu?” akan dijawab, “Tidak, Wahai Rabbku.” Allah berkata, “Apakah kamu punya alasan udzur?” Dijawab, “Tidak, wahai Rabbku.” Allah berfirman, “Baiklah, sesungguhnya di sisi Kami, kamu memiliki kebaikan, dan sesungguhnya tiada kezhaliman atas dirimu pada hari ini.” Maka disodorkan kepadanya sebuah kertas yang tertulis di dalamnya, ‘Asyhadu allaailaaha illallaahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh’ maka dikatakan kepadanya, “Pergilah kamu dan timbanglah kertas ini.” Jawabnya, “Wahai Rabku, apakah nilai kertas ini dibandingkan catatan lainnya?” Dikatakan, “Pada hari ini sesungguhnya kamu tidak akan dianiaya.” Maka ditimbanglah semua catatan tadi di sebelah timbangan, dan kertas tadi diletakkan di timbangan lainnya. Dan beratlah timbangan kertas yang tertulis kalimat tadi. Selain Allah, tiada satupun yang dapat menandingi-Nya.” (HR. Tirmidzi).
8. Dari Abu Hurairah ra. katanya saya dengar Rasulullah saw. bersabda, “Seekor semut menyengat salah seorang Nabi. Nabi itu pun menyuruh mencari sarang semut itu lalu dibakar. Allah lalu menurunkan wahyu kepada Nabi itu, “Sesungguhnya hanya seekor semut yang menyengat engkau, dan engkau bakar salah satu umat yang bertasbih kepada Tuhan!” (HR. Bukhari).*
9. Dari Ya’la bin Syaddad ra. ia berkata, “Berkata kepadaku Abu Syaddad bin Aus dan Ubadah bin Shamit ra. juga hadir dan membenarkannya, ia berkata suatu ketika, kami berada di majelis Rasulullah saw. lalu beliau bertanya, “Apakah ada diantara kalian orang asing, yaitu ahlul Kitab?” Kami menjawab, “Tidak ada, ya Rasulullah.” Lalu beliau menyuruh menutup pintu-pintu, dan bersabda, “Angkat tangan kalian dan ucapkan Laa ilaaha illallah.” Kami pun mengangkat tangan-tangan kami sejenak dan mengucapkannya. Lalu beliau mengucapkan, “Alhamdulillah, ya Allah sesungguhnya karena kalimat ini Engkau mengutusku dan dengan kalaimat inilah Engkau menjanjikan surga padaku dan Engkau tak akan mengingkari janji.” Lalu beliau berkata, “Bergembiralah, bahwa Allah telah mengampuni kalian.” (HR. Ahmad, Thabrani).
10. Dari Yahya bin Thalhah bin Abdullah ra. bercerita, “Suatu ketika, terlihat Thalhah bersedih, maka orang-orang bertanya, “Mengapa kamu bersedih?” Ia menjawab, “Sesungguhnya kudengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang tiada seorang hamba membacanya menjelang mautnya, kecuali akan Allah hindarkan darinya segala penderitaannya dan wajahnya akan bersinar, dan akan ia lihat apa yang mengembirakannya.” Namun belum sempat kutanyai beliau kalimat apakah itu hingga wafatnya.” Umar ra. berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kalimat itu.” Ia menyahut, “Apa itu?” Ia berkata, “Aku tidak mengetahui sebuah kalimat yang lebih agung daripada kalimat yang ia perintahkan pamannya dengannya, yaitu ‘Laa ilaha illaallah’ ia berkata, “Demi Allah, itulah kalimatnya. Demi Allah itulah kalimatnya.” (HR. Baihaqi).
11. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Ajarilah anak-anakmu ‘Laa ilaaha illallah’ ketika mereka mulai berbicara. Dan talkinkanlah kepada mereka ketika menjelang wafatnya dengan ‘Laa ilaaha illallah’. Sesungguhnya, barangsiapa ucapan pertamanya ‘Laa ilaaha illallah’ dan ucapan yang terkhirnya juga ‘Laa ilaaha illallah’, lalu ia hidup selama seribu tahun, maka ia tidak akan ditanya tentang satu dosa pun.” (HR. Baihaqi).
12. Ibnu Abbas ra. berkata, “Suatu ketika Jibril as. mendatangi Rasulullah saw. ketika itu beliau sedang sangat sedih. Jibril as. berkata, “Allah mengirim salam untukmu. Dan melihatmu seperti ini, Dia bertanya, “Ada apa?” (padahal Allah Maha Mengetahui isi hati makhluk-Nya. Ini hanya menunjukkan penghormatan kepada Nabi saw.). jawab beliau, “Wahai Jibril, aku sangat memikirkan, bagaimana umatku pada hari Kiamat nanti.” Jibril bertanya, “Umatmu yang kafir atau yang muslim?” Sabda Nabi saw. “Aku khawatir atas kaum muslimin.” Lalu Jibril membawa Nabi saw. mengunjungi kuburan kaum muslimin dari Banu Salamah jibril memukul salah satu kubur itu dengan sayapnya, sambil berkata, “Dengan ijin Allah, bangkitlah kamu.” Lalu bangkitlah seseorang yang sangat tampan, lalu ia mengucapkan. “Laa ilaaha illallaahu muhammadar rasuulullaahi Alhamdulillahi robbil’aalamiyn.” Kemudian Jibril menyuruhnya, “Kembalilah ke tempatmu.” Sabda Nabi saw. “Seseorang akan dibangkitkan menurut keadaan ketika matinya.”
13. Dari Anas ra. Sesungguhnya Abu Bakar ra. menjumpai Nabi saw. dalam keadaan bersedih. Nabi saw. bertanya, “Mengapa kamu nampak sedih?” Jawab Abu Bakar ra. “Ya Rasulullah, kemarin malam keponakanku hampir meninggal dunia.” Lalu beliau bersabda, “Apakah engkau telah mentalqinkannya dengan Laa ilaaha illallah?” Sahut Abu Bakar ra. “Ya, sudah kulakukan.” Sabda beliau, “Apakah ia membacanya?” Jawabnya, “Ya, ia membacanya.” Sabda beliau, “Ia wajib masuk surga.” Abu Bakar ra. bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana jika orang hidup membac kalimat ini?” Beliau bersabda, “Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya. Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Dailami).
14. Abu Hurairah ra. bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan memperoleh syafaatmu pada hari Kiamat kelak?” Beliau menjawab, “Aku telah mendugamu, wahai Abu Hurairah, bahwa kulihat keinginan besarmu terhadap hadits. Orang yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari Kiamat ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukhari).*
15. Dari Abu Said Al Khudri ra. Nabi saw. bersabda, “Musa as. berkata, “Wahai Tuhanku, ajarkanlah aku sesuatu yang aku dapat mengingat-Mu dengannya, dan berdoa kepada-Mu dengannya.” Allah berfirman, “Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallah’.” Musa as. berkata, “Ya Tuhan, setiap hamba-Mu mengucapkannya” Allah berfirman lagi, “Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallah’.” Musa as. berkata, “Aku ingin sesuatu yang Engkau khususkan bagiku dengannya.” Allah berfirman, “Wahai Musa, Jika tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan di suatu timbangan dan ‘Laa ilaaha illallah’ dalam timbangan lainnya, maka timbangan yang berisi ‘Laa ilaaha illallah’ akan lebih berat.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim).
16. Dari Amru ra. katanya, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang jika seorang hamba membacanya dengan dibenarkan oleh hatinya, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan itu, kecuali ia akan diharamkan dari Neraka, yaitu Laa ilaaha illallah.” (HR. Hakim).
17. Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan pada Neraka orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illaallah’ semata-mata mengharapkan ridha Allah Swt.” (HR. Bukhari, Muslim). *
18. Dari Ibnu Abbas ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Tertulis di pintu surga, “Sesungguhnya Akulah Allah, tiada Tuhan yang patut disembah selain-Ku. Aku tak akan menyiksa orang yang mengucapkannya.” (HR. Abu Syekh).
19. Dari Ali ra. berkata Rasulullah saw. kepadaku, “Jibril as. berkata, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya Akulah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. Barangsiapa mendatangi-Ku dengan mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas, maka ia masuk dalam lindungan-Ku. Dan barangsiapa masuk dalam lindungan-Ku, maka ia aman dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nuaim).
20. Dari Zaid bin Arqom ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallahu’ dengan ikhlas, pasti masuk surga.” Seseorang berkata, “Apa ikhlasnya?” Jawab Nabi saw., “Kalimah itu menjauhkannya dari segala yang diharamkan Allah.” (HR. Thabrani).
21. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seseorang hamba membaca Laa ilaaha illallah, kecuali akan dibukakan baginya pintu langit hingga Arsy, selama ia menghindarkan diri dari dosa-dosa besar.” (HR. Tirmidzi).
22. Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kalimat Laa ilaaha illallaah akan selalu memberi manfaat bagi orang yang mengucapkannya dan akan menghindarkan mereka dari adzab dan bencana, selama mereka tidak mengabaikan hak-haknya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan mengabaikan hak-haknya?” Jawab beliau, “Kemaksiatan kepada Allah telah dilakukan terang-terangan, tetapi tidak dicegah dan dirubah.” (HR. Al Ashbahani).
23. Dari Muadz bin Jabal ra. Rasulullah saw. bersabda, “Kunci-kunci surga ialah ucapan syahadat, Laa ilaaha illallah.” (HR. Ahmad).
24. Dari Anas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tiada sesuatu pun kecuali di antara ia dengan Allah ada hijab, melainkan ucapan Laa ilaaha illallah, dan doa seorang bapak (untuk anaknya).” (HR. Ahmad, Ibnu Mardawaih).
25. Dari Anas ra. sabda Rasulullah saw. “Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan Laa ilaaha illallah pada suatu waktu, malam atau siang hari, kecuali akan dihapuskan dari catatannya amal-amal buruknya, bahkan keburukan itu diganti dengan kebaikan.” (HR. Abu Ya’la).
26. Dari Ummu Hani ra. Rasulullah saw. bersabda, “Laa ilaaha illallah tidak dapat ditandingi oleh amal apapun. Dan kalimat ini tidak akan meninggalkan dosa sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah).
27. Imam Ghazali rah.a. berkata, “Pahala itu akan dihitung besar, jika ketika membaca lafazhnya disertai membayangkan maknanya.”
28. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Perbaharuilah iman kalian.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana memperbaharui iman kami?” Sabda beliau, “Perbanyaklah ucapan, ‘Laa ilaaha illallah.” (HR. Bukhari).*
29. Dari Abu Darda ra. Nabi saw. bersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan ‘Laa ilaaha illaallah’ seratus kali, kecuali Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat dengan wajah seperti bulan purnama. Dan tiada seorang pun yang melebihi amalannya pada hari itu kecuali orang yang mengucapkan seperti yang ia lakukan atau melebihinya.” (HR. Thabrani).
30. Dari Jabir ra. Nabi saw. bersabda, “Dzikir yang paling utama ialah ‘Laa ilaaha illallah’ dan doa yang paling utama adalah ‘Alhamdulillah’.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah).
31. Dari Nu’man bin Basyir ra. Rasulullah saw. bersabda, “Orang-orang yang mengingat keagungan Allah dengan Tasbih (Subhannallah), Tahmid (Alhamdulillah) dan Takbir (Allahu Akbar), serta Tahlil (Laa ilaaha illallah), maka kalimat itu akan mengelilingi Arsy Allah dengan suara berdengung seperti dengungan suara lebah, menyebut-nyebut nama orang yang membacanya. Apakah kalian tidak ingin ada yang menyebut nama kalian di hadapan Allah?” (HR. Ahmad, Hakim).
32. Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sebuah tiang yang terbuat dari Nur terletak di hadapan Arsy-Nya, jika ada seorang hamba yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’, maka bergetarlah tiang itu. Allah berfirman, “Berhentilah.” (tiang itu) menjawab, “Bagaimana aku dapat berhenti, sedangkan Engkau belum mengampuni orang yang mengucapkannya?” Firman Allah, “Sesungguhnya Aku telah mengampuninya.” Maka barulah tiang itu berhenti.” (HR. Al Bazzar).
33. Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bukanlah atas ahli Laa ilaaha illallah kegelapan di kubur mereka dan juga tidak di Mahsyar. Seakan-akan aku melihat ahli Laa ilaaha illallah bangkit dari kuburnya sambil mengibaskan debu dari kepalanya lalu berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjaukan kami dari kesedihan.” Riwayat lain menyebutkan bahwa ahli Laa ilaaha illallah tak akan mengalami kegelapan saat mati, atau saat di kubur.” (HR. Thabrani, Baihaqi).
34. Ada sebuah kisah : Syekh Abu Yazid Qurtubi berkata, “Aku mendengar bahwa barangsiapa membaca Laa ilaaha illallahu 70.000 kali, akan berbebas dari api Neraka.” Setelah mendengar hal ini, aku membaca untuk istriku sesuai dengan hitungan tersebut. Tidak lupa aku membaca untuk diriku sendiri. Dan dengan jumlah itu berkali-kali kubaca untuk simpanan di akherat. Di dekat rumahku, tinggal seorang pemuda yang terkenal sebagai ahli kasyaf. Dia pun kasyaf tentang Surga dan Neraka. Namun aku agak meragukan kebenarannya. Suatu ketika, pemuda itu ikut makan bersama-sama kami. Tiba-tiba ia berteriak, “Ibuku dibakar di Neraka dan aku menyaksikan keadaannya.” Selanjutnya Qurtubi rah.a. berkata, “Aku melihatnya sangat gelisah. Lalu aku berpikir akan menghadiahkan bagi ibunya satu hitungan bacaan, sehingga bisa kuketahui kebenaran kasyafnya itu. Maka bacaan tahlil yang untuk diriku itu, 70.000 bacaan kuhadiahkan untuk ibunya. Kuniatkan pemberian hadiah ini dalam hati, banyak kulakukan untuk simpanan akhirat dn tiada yang mengetahi niatku kecuali Allah. beberapa saat kemudian, pemuda itu langsung berteriak, “Wahai paman, ibuku telah terbebas dari Api Neraka.” Syekh Qurtubi rah.a. berkata, dari kejadian itu, kudapatkan dua keuntungan. 1. Aku telah mencoba fadhilah membaca Laa ilaaha illallahu 70.000 kali. 2. Aku yakin atas kasyaf yang dimiliki pemuda itu.”
35. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Ada dua kalimat yang ringan di lidah, berat di timbangan amal dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu Subhanallahi wabihamdihi Subhanallahil azhim.” (HR. Bukhari, Muslim). *
36. Dari Abu Umamah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa takut susah beribadah di malam hari (mujahadah karena ibadah malam), atau karena kikir tidak bisa menyumbangkan hartanya atau punya sifat penakut sehingga tidak mampu (tidak berani) ke medan perang untuk bertempur, maka perbanyaklah membaca, ‘Subhanallahi wabi hamdihi’ karena bacaan itu lebih disukai Allah daripada menyedekakan emas sebesar gunung di jalan Allah.” (HR. Thabrani).
37. Dari Imran bin Hushain ra. Rasulullah saw. bersabda, “Apakah diantara kalian ada yang sanggup beramal sebesar gunung Uhud setiap harinya?” Jawab mereka, “Ya Rasulullah, siapa yang sanggup mengerjakannya?” Sabda beliau, “Setiap kalian sanggup mengerjakannya.” Sahut sahabat, “Ya Rasulullah, bagaimanakah mengamalkannya?” Sabda Nabi saw. “ (Bacalah) Subhanallah, itu lebih besar daripada gunung Uhud, dan Laa ilaaha illallah itu lebih besar daripada Uhud dan Alhamdulillah lebih besar daripada Uhud dan Allahu Akbar lebih besar dari pada Uhud.” (HR. Al Bazzar).
38. Dari Abi Sallam maula Rasulullah saw. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Wah, wah, betapa berat lima perkara ini dalam timbangan, yaitu Laa ilaha illallah, Allahu Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah, dan seorang anak saleh yang meninggal dunia dan ayahnya yang muslim (ibunya) sabar dan mengaharap pahala.” (HR. Ahmad).
39. Dari Sulaiman bin Yasar ra. dari seorang lelaki Anshar, sesungguhnya Nabi saw. bersabda, “Nuh as. berkata kepada putranya, “Sesungguhnya kuwasiatkan padamu dan kuringkas agar kamu tidak melupakannya. Kuwasiatkan padamu dua hal, dan kularang kamu dua hal. Dua hal yang kuwasiatkan ialah sangat di sukai Allah, dan makhluk Allah yang saleh pun menyukainya. Dan keduanya sangat mendekatkan pada Allah. kuwasiatkan kamu dengan Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya jika kalimat ini diletakkan di antara langit dan bumi yang dijadikan satu lingkaran, maka akan memecahkan keduanya. Dan jika kalimat ini ditimbang dengan langit dan bumi, maka kalimat ini akan lebih berat timbangannya. Kuwasiatkan kamu dengan Subhanallahi wabi hamdihi, sesunggunya keduanya itu ibadahnya seluruh makhluk. Dan dengannya makhluk diberi rezeki. Dan tiada satu pun makhluk yang tidak berdzikir, tetapi kamu tidak memahami tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Lembut, lagi Maha Pengampun. Sedangkan dua hal yang aku larang kalian dari keduanya, karena Allah menghijab diri-Nya dari keduanya itu, juga makhluk-makhluk yang shaleh, aku melarangmu dari syirik dan takabur.” (HR. Nasa’i).
40. Dari Ummi Hani ra. ia berkata, “Suatu ketika lewatlah Rasulullah saw. di hadapanku. Lalu aku berkata, “Ya Rasulullah, aku sudah tua dan sangat lemah. Beritahukanlah kepadaku suatu amalan agar dapat kukerjakan sambil duduk.” Beliau bersabda, “Bacalah Subhanallah 100 kali, itu seimbang bagimu dengan memerdekakan 100 orang budak dari keturunan Ismail. Bacalah Alhamdulillah 100 kali, sesungguhnya itu seimbang bagimu dengan menyedekahkan 100 ekor kuda yang berpelana dan bertali kekang yang disedekahkan di jalan Allah. bacalah Allahu Akbar 100 kali, sesungguhnya itu seimbang bagimu dengan menyembelih 100 ekor unta yang untuk kurban dan diterima di sisi Allah. dan bacalah Laa ilaaha illallah 100 kali.” Abu Kholf berkata, “Aku menduga, beliau bersabda, pahalanya akan memenuhi antara langit dan bumi, dan tiada yang melebihinya darimu kecuali orang yang beramal sepertimu.” Istri Abu Rafi’ ra. bertanya kepada Nabi saw. “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang ringkas tidak terlalu banyak.” Sabda beliau, “Bacalah Allahu Akbar 10 kali, maka Allah akan berfirman, “Ini untuk-Ku.” Kemudian bacalah Subhanallah 10 kali, maka Allah akan berkat, “Ini untuk-Ku.” Dan bacalah, Allahummaghfirli 10 kali, maka Allah akan berfirman, “Aku mengampunimu.” (HR. Ahmad). (Allah akan menjawab demikian 10 kali pula).
41. Ibnu Umar ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca Subhanallah Alhamdulillah Walaa ilaaha illallah Allahu Akbar, maka setiap huruf akan dibalas dengan sepuluh kebaikan baginya. Barangsiapa menolong orang yang bersalah, maka Allah akan murka sebelum ia bertaubat atas dosa tersebut. Dan barangsiapa membantu orang yang melanggar batas-batas agama, maka ia telah menentang Allah. barangsiapa menfitnah seorang muslim laki-laki atau wanita, maka ia akan dipenjara dalam Radgatul khabal pada hari Kiamat, sehingga ia berhenti dari ucapannya. Dan ia tidak mungkin keluar.” (HR. Thabrani).
42. Dari Yusairah r.ha. berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada kami, “Jagalah ucapan Tasbih, Tahlil dan Taqdis (Subhanal Malikil Quddus) dan hitunglah dengan jari-jarimu. Sesungguhnya jari-jari itu akan ditanya dan dapat menjawab. Oleh sebab itu, janganlah melalaikannya, sehingga terluput dari rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud).
43. Dari Juwairah ra. bahwa Nabi saw. pergi meninggalkannya untuk shalat Subuh, sedangkan ia berada di tempat shalatnya. Lalu beliau kembali pada masa Dhuha. Dan Juwairiah masih tetap duduk di tempatnya. Nabi bertanya, “Apakah engkau masih seperti ketika aku tinggalkan tadi?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi saw. bersabda, “Aku telah membaca empat buah kalimat tiga kali yang jika ditimbang dengan apa yang telah kamu baca dari Subuh tadi, maka kalimat itu akan lebih berat. Kalimat itu ialah, “Subhaanallaahi wabihadihii ‘adadakholqihi waridoo nafsihi wazinata ‘arsyihi wamidaada kalimaatih.” (Segala puji bagi Allah dengan pujian-Nya sebanyak makhluk-Nya, dan sesuai dengan ridha-Nya, dan sesuai beratnya ‘Arsy-Nya, dan seberat kalimat-kalimat-Nya).” (HR. Muslim).*
44. Dari Ibnu A’budin, bahwa Ali ra. berkata, “Maukah kamu jika kuceritakan tentang diriku dan Fatimah putri Rasulullah saw. yang paling dicintai oleh beliau diantara keluarganya?” Aku menjawab, “Tentu.” Ali berkata, “Sesungguhnya Fatimah telah menggiling gandum sendiri sehingga berbekas di tangannya. Dan ia mengangkat air sendiri sehingga berbekas pula di dadanya. Dan ia menyapu rumah sehingga pakaiannya selalu kotor. Maka suatu ketika, tibalah beberapa pelayan kepada nabi saw. Aku pun berkata, “Wahai Fatimah, bagaimana jika kautemui ayahmu meminta seorang pelayan?” Lalu, Fatimah mendatangi Nabi saw. Namun, ketika ia dapatkan banyak orang bersama Nabi saw. Akhirnya ia kembali. Keesokan harinya, Nabi saw. mengunjungi Fatimah dan bertanya, “Ada keperluan apa kemarin?” Fatimah hanya diam. Maka aku berkata, “Ya Rasulullah, ia telah menggiling gandum, sehingga berbekas di tangannya. Dia pun memikul kantong air, sehingga berbekas di dadanya. Dan ketika ada berita, beberapa pelayan diberikan padamu, ia meminta seorang pelayan untuk membantunya.” Beliau bersabda, “Hai Fatimah, takutlah kepada Allah, dan selalulah mentaati apa yang difardukan Tuhanmu, dan tetaplah tunaikan pekerjaan rumahmu. Dan jika engkau hendak tidur, bacalah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 34 kali. Semuanya adalah 100. Itu lebih baik daripada seorang pelayan.” Jawab Fatimah, “Aku ridha dengan keputusan Allah dan Rasul-Nya.” Dan dari Fadhal bin Hasan Ad Dhamuriy, sesungguhnya Ummu Hakam atau Dhuba’ah, kedua putrid Zubair bin Abdul Muthalib, bercerita, “Aku bersama saudariku dan Fatimah putri Rasulullah saw. menjumpai beliau, yang saat itu mendapatkan beberapa orang tawanan. Lalu kami jelaskan permasalah kami kepada beliau, dan meminta seorang tawanan. Lalu beliau bersabda, “Para yatim ahli Badar, lebih utama atas para tawanan itu, namun akan kuberikan kepada kalian sesutu yang lebih baik, yaitu setelah shalat bacalah, Subhanllah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, dan ‘Laa ilaaha illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qadir’ satu kali. Ini lebih baik daripada yang kamu minta.” (HR. Abu Dawud).
45. Dari Ibnu Abbas ra. sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthallib ra. “Wahai pamanku Abbas, maukah engkau kuberi, maukah engkau kusampaikan, maukah engkau kuberitahukan tentang sepuluh hal. Jika engkau mengamalkannya, tentu Allah akan mengampuni dosa-dosa yang pertama dan terakhir, yang telah lalu dan baru, yang disengaja atau tidak sengaja, yang kecil atau besar, yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Dirikanlah shalat empat rakaat, dan baca pada setiap rakaatnya Fatihah kitab dan satu surah. Dan jika engkau selesai membaca Al Fatihah dan surah dalam rakaat pertama, dan masih dalam keadaan berdiri, bacalah Subhanallah Alhamdulillah wala ilaaha illallah Allahu Akbar 15 kali, lalu ruku dan bacalah itu sepuluh kali, lalu bangun dari ruku, dan bacalah sepuluh kali, lalu sujud dan bacalh sepuluh kali, lalu bangun dari sujud dan bacalah sepuluh kali, lalu sujud lagi dan bacalah sepuluh kali, lalu bangun dan bacalah sepuluh kali, sehingga seluruhnya berjumlah 75 kali. Dan dalam setiap rakaat dilakukan hal sama seperti itu sebanyak empat rakaat. Jika engkau mampu, kerjakanlah sehari sekali. Jika tidak, kerjakanlah setiap Jum’at sekali. Jika tidak, kerjakanlah setiap bulan sekali, dan jika itu pun engkau tidak mampu, kerjakanlah setahun sekali. Dan seandainya, itu pun masih tidak mampu, maka kerjakanlah setidak-tidaknya seumur hidup sekali.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Baihaqi).
46. Dari ‘Aisyah r.ha.r.ha. katanya, “Adalah Nabi saw. berdzikir dalam semua keadaannya (dalam hadas atau suci).” (HR. Muslim).*
47. Anas bin Malik ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apakah aku perlu memberitahukan kepadamu penyakitmu dan obat untukmu? Sesungguhnya penyakitmu adalah dosa-dosa, dan obat untukmu adalah istigfar.” (HR. Dailami).
48. Ibnu Abbas ra. menyatakan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membiasakan istigfar, maka Allah menjadikan baginya keluar dari setiap kesempitan, terbuka dari setiap kesusahan, dan Dia memberi rezeki kepadanya dengan tidak di sangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah).
49. Dari Saad bin abi Waqash menerangkan, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dzikir adalah dzikir sirri (rahasia), dan sebaik-baik rizki atau kehidupan adalah yang sederhana.” (HR. Ibnu Hibban, Baihaqi).
50. Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Allah mewahyukan kepada Nabi Daud as., “Katakanlah kepada orang yang melakukan kedzhaliman. Janganlah kalian berdzikir kepada-Ku (kecuali setelah bertaubat atau dalam usah bertaubat) karena Aku selalu memperhatikan orang yang berdzikir kepada-Ku. Tetapi perhatian-Ku terhadap orang (yang melakukan kedzaliman) berupa la’nat kepada mereka.” (HR. Hakim, Dailami, Ibnu ‘Asakir, dari Ibnu Abbas ra.).*
51. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku dua keselamatan bagi umatku. Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedang aku berada di antara mereka (umatku) dan Allah tidak akan mengazab mereka sedang (mereka) beristigfar (meminta ampun). Bila aku pergi (wafat) maka aku tinggalkan bagi kalian istigfar sampai hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi).
52. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa memperbanyak istigfar maka Allah akan menghilangkan darinya segala kesusahan, menghilangkan darinya segala kesempitan dan akan mendatangkan rezeki dari sumber yang tak terduga.” (HR. Abu Dawud).
53. Dari ‘Aisyah r.ha. Rasulullah saw. bersabda, “Apabila dosa hamba itu banyak dan ia tidak mempunyai amalan yang menutupinya (kafaratnya) niscaya di masukkan kepadanya (hatinya) kedukacitaan. Kedukaan itu sebagai kafarat (penghapus) dosa-dosa yang di perbuatnya.”
54. Dari Abi Musa ra. Nabi saw. bersabda, “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah, seperti orang yang hidup dan yang mati.” (HR. Bukhari, Muslim, Baihaqi). *
55. Dari Abu Said Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh akan ada orang-orang di dunia ini yang berdzikir kepada Allah di atas kasur-kasur empuk, Allah akan masukkan mereka ke derajat tinggi (di surga). (HR. Ibnu Hibban).
56. Dari Muawiyah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. mendatangi majelis para sahabatnya, lalu bersabda, “Apa yang menyebabkan kalian duduk?” Merka menjawab, “Kami duduk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah-Nya terhadap Islam, dan karunia-Nya kepada kami.” Beliau bersabda, “Demi Allah, apakah hanya karena ini kalian duduk?” Mereka berkata, “Demi Allah, tiada yang mendudukan kami kecuali itu.” Sahut Nabi saw., “Aku tadi tidak meminta kalian bersumpah, karena bersangka buruk kepada kalian, namun Jibril mendatangiku dan memberitahuku, bahwa Allah sangat membanggakan kalian di depan para malaikat.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Abu Syaibah).
57. Dari Abdurrahman bin Shal bin Hunaif berkata, “Ketika Rasulullah saw. berada di salah satu rumahnya, turun ayat. “Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru kepada Rabbnya pada waktu pagi dan sore.” Maka beliau keluar mencari orang-orang tersebut. Dan dijumpai suatu kumpulan yang sibuk berdzikir. Diantara mereka ada yang rambutnya tidak teratur dan kulitnya kering dan ada yang hanya memakai sehelai kain. Ketika beliau melihat mereka, beliau duduk bersama mereka dan bersabda, “Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan diantara umatku orang-orang yang menyebabkan aku diperintahkan duduk bersama mereka.” (HR. Thabrani, Ibnu Jarir).
58. Dari Muadz bin Jabal ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tiada amalan seseorang yang lebih meyelamatkan dirinya dari siksa kubur daripada dzikrullah.” (HR. Ahmad).
59. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa dari kalian yang tidak dapat beribadah pada malam hari karena malas, dan tidak menginfakkan hartanya karena kikir, dan tidak berjihad karena takut, maka perbanyaklah dzikrullah.” (HR. Al Bazzar).
60. Dari Abi Said Al Khudri ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Perbanyaklah berdzikir kepada Allah, sehingga orang mengatakan,” kamu gila.”. Hadits lainnya menyebutkan, “Berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang munafik mengatakan kamu riya.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la).
61. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari Kiamat, akan ada penyeru yang berseru, “Dimanakah orang-orang yang berakal?” Lalu akan ditanya, “Orang-orang berakal manakah yang engkau kehendaki?” Ia berkata, “Yaitu orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring. Dan memikirkan penciptaan langit dan bumi. (Dan mengatakan) “Wahai Rabb kami, Engkau tidak ciptakan ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari adzab Api Neraka.” Kemudian dipancangkan bagi mereka sebuah bendera dan setiap kaum akan mengikuti bendera masing-masing. Dan dikabarkan kepada mereka, “Masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya.” (HR. Asbahani).
62. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan Nama, yaitu seratus kurang satu. Siapa mengahafalnya masuk surga.” (HR. Bukhari).*
63. Dari Abu Hurairah ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Dunia itu terkutuk dan seluruh isinya pun terkutuk, kecuali dzikirullah dan yang berdekatan dengan itu, serta orang alim dan pelajar.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Baihaqi).
64. Dari Muadz bin Jabal ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Bani Adam tidak mengamalkan sebuah amalan yang lebih menyelamatkan dirinya dari siksa Allah daripada ingat kepada Allah.” (HR. Thabrani). Dengan sanad Hasan.
Hadits yang penulis beri tanda * Serendah-rendahnya berderajat Hadits Hasan.
Rabu, 22 Mei 2019
Wirid Asma'ul Husna
2. Yaa Baasithu yaa Rozzaq. 308x
3. Yaa Wahhab. 300x
4. Yaa Malik yaa Aziiz yaa Jabbar. 100x
5. Yaa Syakuur Yaa Ghoniy Yaa Mughniy. 100x
6. Yaa Allohu Yaa Hayyu Yaa Qoyyum. 300x
7. Yaa Lathif Yaa Dzal Jalali Wal Ikrom. 100x
Kamis, 28 Februari 2019
Kelebihan Lafaz Dzikir Fii Kulli Lamhatin
Kelebihan Lafaz Dzikir Fii Kulli Lamhatin
.
Solawat ‘Azhimiyyah telah ditalqinkan oleh Nabi s.a.w. langsung kepada Shaykh Ahmad ibn Idris dengan tanpa perantara, sekali dan dengan perantara Nabi Khidir a.s. sekali.
Sesungguhnya telah dijelaskan oleh Shaykh yang Kamil, orang yang ‘Alim lagi mengamalkan, Sayyidi Shaykh Ismail an-Nawab yang bermukim di Makkah al-Musharrafah, dari Gurunya Barakatul Wujud, Sayyidi Shaykh Ibrahim ar-Rasyid, dari Gurunya yang Agung, Sayyidina Shaykh Ahmad ibn Idris, bahwa beliau ditalqinkan oleh Nabi s.a.w. sendiri awrad Thariqat
Syadziliyyah, dan memberinya awrad yang tinggi nilainya serta Thariqat Suluk yang teristimewa (khusus).[1]
Bersabda Nabi s.a.w:
“Barangsiapa yang sampai kepadamu (wasilahnya) maka ia tidak akan tersesat ke daerah yang lain atau kepada jaminan yang lain, tetapi akulah yang menjadi kekasihnya dan dia menjadi tanggunganku”.
Shaykh Ahmad ibn Idris berkata:
“Aku berkumpul bersama Nabi secara nyata beserta Nabi Khidir. Nabi pun memerintahkan kepada Nabi Khidir agar menalqinkan kepadaku awrad Thariqat Syadziliyyah. Lalu Nabi Khidir mengajarkan dzikir tersebut di hadapan Baginda”.
Kemudian bersabda Nabi s.a.w kepada Nabi Khidir a.s:
“Wahai Khidir, talqinkan (ajarkan) dia awrad yang mencakup seluruh dzikir, solawat dan istighfar, yang lebih utama ganjarannya dan lebih banyak jumlahnya”.
Berkata Nabi Khidir a.s:
“Apakah itu wahai Rasulullah?”
Bersabda Baginda:
“Katakan olehmu: Laailaaha illallaahu Muhammadur Rosuulullaah, Fii kulli lamhatin wanafasin ‘adada maa wasi’ahuu ‘ilmullaah.
Sehingga aku pun meniru bacaan setelah keduanya (Rasulullah & Nabi Khidir) selesai mengucapkannya. Diulangi oleh Rasulullah hingga tiga kali.
Lalu Baginda bersabda:
“Ucapkan: Allaahumma innii as-aluka bi nuuri Wajhillaahil ‘Azhiim… … Kemudian bersabda Nabi: “Ucapkan: Astaghfirullaahal ‘azhiim Alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyal qoyyuum… … Itulah Istighfar Kabir, lalu diulangi oleh Nabi Khidir a.s, dan aku mengulanginya.
Kemudian Rasulullah bersabda:
“Ya Ahmad, sungguh aku berikan kunci langit dan bumi, itulah dzikir yang khusus, solawat yang agung, dan istighfar yang besar”.
Dikatakan pula oleh Syekh Ahmad:
“Kemudian aku menerima awrad tersebut langsung dari
Rasulullah dengan tanpa perantara, sehingga aku talqinkan kepada para murid sebagaimana yang telah ditalqinkan kepadaku”.
Pernah suatu kali Rasulullah bersabda kepada Syekh Ahmad:
“Laailaaha illallaahu Muhammadur Rosuulullah, Fii kulli lamhatin wanafasin ‘adada maa wasi’ahuu ‘ilmullaah. Aku menyimpannya untukmu, wahai Ahmad. Tiada seorangpun yang dapat mendahului keutamaan engkau, wahai Ahmad. Ajarkan pada para pengikutmu, agar mereka menjadi orang pertama yang mengetahuinya”.
Syekh Ahmad berkata:
“Rasulullah membacakan untukku hizib-hizib dari lafazh beliau”. Sehingga, ulama’ pengikutnya merasa kesulitan pada suatu kalimat dalam hizib. Maka ia berkata, “Wahai saudara kami, demikianlah Rasulullah mengucapkan kepadaku”.
Para Guru Sufi mengatakan bahwa dasar Thariqat Syadzili dari Syekh Ahmad ibn Idris. Setiap awrad yang diambil dari beliau bererti berasal dari Nabi s.a.w.[2]
Antara murid Ahmad ibn Idris yang termasyhur, Sayyidi Muhammad ibn Ali as-Sanusi dalam kitabnya Masyariqul Anwar menceritakan bahwa ia pernah ditanya,
“Kepada siapa awrad ini dinisbahkan?”
Beliau katakan bahwa setiap murid yang ditalqinkan oleh Syekh Ahmad ibn Idris pada awalnya, bererti ia ditalqin oleh Nabi.[3]
Apa yang terkandung dalam dzikir ini mencakup segala dzikir seluruh makhluk, baik yang ada di langit mahupun yang ada di bumi. Secercah benda cair maupun padat, yang bernyawa atau tidak merupakan bagian terkecil dari Ilmu-Nya, yang tak lepas dari pengamatan-Nya, kesemuanya terangkum dalam keluasan Ilmu Allah (Wasi’ahu ‘Ilmullaah).
----------------------------------------
[1]. Diceritakan dalam kitab Afdhalus Sholawat karya Shaykh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, hal. 170
[2]. Thariqat-thariqat yang mengambil sumber awrad / ajaran dari Syekh Ahmad adala
Senin, 07 Januari 2019
Doa gabungan Agar Diberi Kemudahan Rezeki
°•Rangkaian Doa Dahsyat Rizqy Berlimpah Berkah dan Lunas Hutang•°
In syaa Allah jika dilazimkan membacanya, Allah Ar Razaq limpahkan rizqy tak ter-sangka2, yg punya hutang banyak pun In syaa Allah lunas..ini doanya :
*Bismillahirrahmaannirrahiim..*
Allahumma ya Hayyu ya Qayyum birrahmatika astaghist…
*“Allahumma anta rabbi laa ilaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’udzubika min syarri ma shona’tu abu-u laka bini’matika ‘alaiyya wa abu-u bidzanbi faghfirli fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta..*
*Rabbanaa anzil 'alainaa maa'idatam minas samaa'i takuunu lanaa'idal li'awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatam minka warzuqnaa wa anta khairur raaziqin..*
(“Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama.”)
*"Rabbighfirli wa habli mulkan la yambaghi li ahadim-mim ba’di, innaka antal-wahhab"*
[Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi]
*"Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal huzni wa a’udzu bika minal ‘ajzi walkasali wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatiddayni wa qahrir rijali"*
[Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kemungkaran dan kesusahan , aku berlindung padaMu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung padaMu dari tekanan hutang dan paksaan orang lain]
*"Allahummakfinii bihalaalika ‘an haroomika waghninii bifadhlika ‘amman siwaak.."*
[Ya Allah berilah kecukupan kepadaku dari rezeki yang halal dari-MU dan ( jauhkan ) jangan yang haram, dan dengan keutamaan-MU kayakanlah aku dan jauhkan aku
( dari rezeki ) yang selain dari Engkau]
*"ALLOHUL KAFI, ROBBUNAL KAFI,
QOSHODNAL KAFI, WAJADNAL KAFI,
LIKULLIN KAFI, KAFANAL KAFI, WANI'MAL KAFI...ALHAMDULILLAH.."*
(“Allah Dzat yang Maha Mencukupi, Tuhan kami Dzat Yang Maha Mencukupi, Tujuan kami hanya kpd Dzat yang Maha Mencukupi, Kami temukan Dzat Yang Maha Mencukupi, telah mencukupi kpd kami Dzat yang Maha Mencukupi dan DIA-lah sebaik-baik Dzat Yang Maha Mencukupi..Segala Puji bagi Allah..")
*"Allahumaftah lana abwabal khairi wa abwabal barakati wa abwaban ni'mati wa abwabarrizki wa abwabal kuwati wa abwabash shihhati wa abwabas salamati wa abwabal afiyati wa abwabal jannati"*
[Ya Allah, bukakanlah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu nikmat, pintu rizki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu kebugaran, pintu surga]
*Alif laam miim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum..*
*Lailaha illa anta subhannaka inni kuntu minadzdzalimiin..*
*Wa ilaahukum ilaahun waahid, laa ilaaha illa huwar rahmaanur rahim.*
Allaahumma innii as aluka bi annii asyaduannaka antallaahu laa ilaaha illaa antal ahadush shamadu lam yalid walam yuulad walam yakun lahuu kufuwan ahad.
*Aamiin ya Allah ya Hayyu ya Qayyum ya Mujibassailiin..*
Sumber: fb
Minggu, 06 Januari 2019
SHOLAWAT HURUF HIJAIYAH
139- *SALAWAT HURUF HIJAIYAH*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.
BISMILLAAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ أَلِفِ أَوَّلِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati ALIFI Awwali MUHAMMADIN SAW (Hai tuhan ku dengan berkat kehormatan huruf ALIF menjadi awal-awal bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ بَاءِ بَرَكَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati BAA-I barkati MUHAMMADIN SAW (Hai tuhan ku dengan berkat kehormatan huruf BA menjadi berkat bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ تَاءِ تَوَكُّلِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihormati TAA-I tawakkuli MUHAMMADIN SAW (Hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf TA menjadi berserah diri bagi Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ ثَاءِ ثَوَابِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati TSAA-I tsawabi MUHAMMADIN SAW (Hai tuhan ku dengan berkat kehormatan huruf TSA' menjadi kebaikan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ جِيْمِ جَمْعَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati JIIMI jam'ati MUHAMMADIN SAW (Hai tuhan ku dengan berkat kehormatan huruf JIM menjadi perhimpunan bagi diri Muhammad SAW).
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ حَاءِ حَبِيْبِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahi bihormati HAA-I habibi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf hA menjadi kekasih bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ خَاءِ خَلَّقِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati KHOO-I khallaqi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf KHO' menjadi Kesempurnaan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ دَالِ دَلِيْلِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati DAALI, dalili MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf DAL menjadi tanda bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ ذَالِ ذِكْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati DZAALI dzikri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf DZAL menjadi ingat bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ رَاءِ رَحْمَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati RA-I rahmati MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf RA menjadi rahmat bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ زَاءِ زَمْزَمِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati ZA-I zamzami MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf ZAI menjadi kesucian bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ سِيْنِ سَلَامَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati SINI salamati MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf SIN menjadi keselamatan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ شِيْنِ شُكْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati SYINI syukri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf SYIN menjadi syukur bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ صَادِ صِدْقِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati SHOODI shidqi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf SHOD menjadi kebenaran bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ ضَاءِ ضِيَاءِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati DLOO-I dliya-i MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf DHAD menjadi terang bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ طَاءِ طَاعَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati THO-I tha'ati MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf THA menjadi kepatuhan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ ظَاءِ ظَهِيْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati DHO-I dhohiiri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf ZHA menjadi nyata bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ عَيْنِ عَلِيْمِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati 'AINI 'aliimi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf 'AIN menjadi pengetahuan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ غَيْنِ غِنَاءِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati GHOINI ghinaa-i MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf GHAIN menjadi kekayaan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ فَاءِ فَقِيْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati FA-I faqiri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf FA menjadi kerendahan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ قَافِ قَدِيْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati QOFI qadiri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf QAF menjadi ketentuan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ كَافِ كَرَمَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihormati KAFI karamati MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf KAF menjadi kemuliaan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ لَامِ لِلّٰهِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati LAMI lillahi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf LAM menjadi kerna allah bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ مِيْمِ مُلِيْمِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati MIMI mulimi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf MIM menjadi kelembutan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ نُوْنِ نُوْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati NUNI nuri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf NUN menjadi nor bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ وَاوِ وَحِدِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati WAWI wahidi MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf WAW menjadi kesatuan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ هَاءِ هِدَيَةِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati HA-I Hidayati MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf HA menjadi petunjuk bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ لَامِ لِقَاءِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati LAMI liqa-i MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf LAM menjadi pertemuan bagi diri Muhammad SAW)
إِلٰهِيْ بِحُرْمَةِ يَاءِ يَسِيْرِ مُحَمَّدٍ صل الله عليه وسلم.
Ilaahii bihurmati YA-I yasiri MUHAMMADIN SAW (hai tuhan ku dgn berkat kehormatan huruf YA menjadi kemudahan bagi diri Muhammad SAW)
وَ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى خَيْرِ خَلْقِهٖ مُحَمَّدٍ وَ آلِهٖ وَ صَحْبِهٖ وَ سَلَّمْ عَلٰى ذَالِكَ آمِيْن.
washallallahu 'ala khairi khalqihi Muhammad wa aalihi washahbihi wasallam 'alaa dzalika Aamiin.... (dan Allah telah memuji/bersalawat atas sebaik2 Makhluk-Nya yaitu sayyidinaa Muhammad dan juga seluruh keluarga dan sahabatnya dan juga salam atas yang demikian itu Aamiin....)
Ada juga sebagian guru mengajarkn pengresapan khadam huruf hijaiyah, biar lebih cepat hendaklah membayangkan huruf tersebut di tubuh, misal huruf Alif maka saat membaca Ilaahii bihurmati alifi (sambil membayangkan letak huruf tersebut di tempatnya) awwali MUHAMMADIN SAW .
Adapun tempat-tempatnya di tubuh, adalah:
1. alif = hidung
2. ba = mata
3. ta = tempat mata (lubang tempat mata)
4. tsa = bahu kanan
5. jim = bahu kiri
6. ha = tangan kanan
7. kho = tangan kiri
8. dal = telapak tangan kanan dan kiri
9. dzal = kepala dan rambut
10. ro = rusuk kanan
11. zai = rusuk kiri
12. sin = dada kanan
13. syin = dada kiri
14. shod = pantat kanan
15. dhod = pantat kiri
16. tho” = hati
17. dho"= gigi
18. ain = paha kanan
19. ghoin = paha kiri
20. fa = betis kanan
21. qof = betis kiri
22. kaf = kulit
23. lam = daging
24. mim = otak
25. nun = nur/cahaya
26. wau = telapak kaki kanan dan kiri
27. Ha = sumsum tulang
belakang/jalur utama
naiknya kundalini
28. lam alif = manusia utuh
29. hamzah = memenuhi segala
30. ya = mulut.
Faedah:
Apabila kita mengamalkan sesudah sholat fardlu 1x, maka akan menyatu huruf tersebut di tubuh kita. Yang pasti membaca sholawat sangat di anjurkan oleh Allah dan Rosul-Nya dan juga menjadi mahabbah kepada Rosulullah.
Semoga bermanfa'at.
Kajian Huruf Hijaiyah
Sumber: Wadah Sufiyah wa Naqsabandiyah
KAJIAN HURUF HIJAIYAH PADA DIRI
Para sufi juga biasa dan merutinkan melaksanakan amal ibadah sebagai tambahan di luar dzikir-dzikir sebagaimana yang telah mereka susun secara bertingkat seperti yang ada pada tata cara dzikir lathaif berikut lampiran kajian ilmu dzikir lainnya, huruf hijaiyah ini juga tak luput dari perhatian mereka untuk di bahas dan di amalkan dengan faidah yang banyak sekali, yang utama faidahnya adalah tak lain dan tak bukan hanya untuk sebagai sarana lebih mendekatkan diri pada Allah. Mereka merawat kesehatan dengan cara tetap dari isi Al-Qur’an yang di ketahui dan di pahami untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari penyakit jasmani sampai penyakit rohani mereka bertungkus lumus dalam memberantasnya, guna kemudahan untuk mengabdi pada perintah Allah. Allah berfirman,“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Yunus : 57).
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Isra’ : 82).
“Katakanlah : “(Al-Qur’an) itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Fushshilat : 44).
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (Q.S. Al-Hasyr : 21).
Dari Syifa’ bintu Abdullah : “Dahulu dia meruqyah di masa jahiliyyah. Setelah kedatangan Islam, maka dia berkata : ‘Aku tidak meruqyah hingga aku meminta izin kepada Rasulullah.” Lalu dia pun pergi menemui dan meminta izin kepada beliau. Rasulullah bersabda kepadanya : “Silahkan engkau meruqyah selama tidak mengandung perbuatan syirik.” (H.R. Al-Hakim dan Ibnu Hibban).
Rasulullah bersabda,"Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan di lipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf." (H.R. At-Tirmidzi).
Selanjutnya kajian mendalam pada huruf hijaiyah yang merupakan huruf Al-Qur’an yang sarat makna dan takwilnya, berikut secara ringkas tentang kajian huruf hijaiyah untuk di terapkan dalam pengamalan sehari-hari sebagai ibadah tambahan guna mendaki jalan menuju Allah.
DUA AYAT DALAM AL-QUR’AN YANG MENGHIMPUNKAN HURUF HIJAIYAH
Maksudnya adalah dalam ayat-ayat di Al-Qur’an, maka dua ayat ini semua huruf hijaiyah termasuk pada lafadznya, yaitu pada :
1. Surah Al-Fath Ayat 29.
“Muhammadun rasuulullahi waal-ladziina ma'ahuu asyiddaa-u 'alal kuffaari ruhamaa-u bainahum taraahum rukka'an sujjadan yabtaghuuna fadhlaa minallahi wa ridhwaanan siimaahum fii wujuuhihim min atsarissujuudi dzaalika matsaluhum fiittauraati wa matsaluhum fii-injiili kazar'in akhraja syathahu faaazarahu faastaghlazha faastawa 'alaa suuqihi yu'jibuzzurraa'a liyaghiizha bihimul kuffaara wa 'adallahul-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati minhum maghfiratan wa ajran 'azhiimaa(n).”Artinya : "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud (1406). Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. AL-FATH : 29). (1406). Maksudnya : pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.
2. Surah Ali Imran Ayat 154
"Tsumma anzala ‘alaykum min ba’di alghammi amanatan nu’aasan yaghsyaa thaa-ifatan minkum wathaa-ifatun qad ahammat-hum anfusuhum yazhunnuuna biallaahi ghayra alhaqqi zhanna aljaahiliyyati yaquuluuna hal lanaa mina al-amri min syay-in qul inna al-amra kullahu lillaahi yukhfuuna fii anfusihim maa laa yubduuna laka yaquuluuna law kaana lanaa mina al-amri syay-un maa qutilnaa haahunaa qul law kuntum fii buyuutikum labaraza alladziina kutiba ‘alayhimu alqatlu ilaa madaaji’ihim waliyabtaliya allaahu maa fii shuduurikum waliyumahhisha maa fii quluubikum waallaahu ‘aliimun bidzaati alshshuduuri." (Q.S. Ali Imran : 154).
Artinya : “Kemudian setelah kamu berduka cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah di cemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka, apa yang tidak mereka terangkan kepadamu, mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan di bunuh (di kalahkan) di sini" Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah di takdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah berbuat demikian untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (Q.S. Ali Imran : 154).
PENJABARAN HURUF HIJAIYAH
Dari Husein bin Ali bin Abi Thalib As : Seorang Yahudi mendatangi Rasulullah. Pada saat itu Ali bin Abi Thalib bersama Rasulullah. Yahudi itu berkata kepada Rasulullah : “Apa faidah dari huruf hijaiyah?” Rasulullah lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib,“Jawablah.” Lalu Rasulullah mendo’akan Ali,“Yaa Allah, sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu.” Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah.” Kemudian Ali berkata :
Alif, artinya Tidak ada Tuhan selain Allah dan Dia yang Maha Hidup dan Kokoh;
Ba, artinya Tetap ada setelah semua ciptaa-Nya musnah;
Ta, artinya yang Maha Menerima Taubat, menerima taubat dari semua hamba-Nya;
Tsa, artinya yang Maha Mengokohkan semua makhluk;
Jim, artiya adalah luhur, merupakan pujian terhadap-Nya serta suci seluruh Asma-Nya;
Ha, artiya Al-Haq, Maha Hidup dan Maha Penyayang;
Kha, artinya adalah maha mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya;
Dal, artinya Maha Pemberi balasan pada hari kiamat;
Dzal, artinya Pemilik segala Keagungan dan Kemuliaan;
Ra, artinya Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya;
Zay, artinya sebagai hiasan bagi penghambaan terhadap-Nya;
Sin, artinya Maha Mendengar dan Maha Melihat uga yang di syukuri oleh hamba-Nya;
Shad, artinya yang Maha Benar dalam setiap janji-Nya;
Dhad, artinya yang Maha Memberikan madharat dan manfaat;
Tha, artinya Yang Maha Suci dan Maha Mensucikan;
Dzha, artinya Yang Maha Tampak dan Maha Menampakan seluruh tanda-tanda;
Ayn, artinya Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya;
Ghayn, artinya tempat untuk mengharap dan para pengharap dari semua ciptaan-Nya;
Fa, artinya yang Maha Menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan;
Qaf, artinya yag Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya;
Kaf, artinya yang Maha Mencukupkan dan Dia tidak beranak dan tidak di peranakkan;
Lam, artinya yang Maha Lembut terhadap hamba-nya;
Mim, artinya Maha Pemilik semua kerajaan;
Nun, artinya cahaya bagi segalaya dan yang bersumber pada cahaya arasynya;
Waw, artinya Ahad, satu, esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak beranak serta di peranakkan;
Ha, artinya yag Maha Memberi petunjuk bagi makhluk-Nya;
Lam alif, artinya Tidak Ada Tuhan Selain Allah, satu-satunya serta tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
Ya, artinya Tangan kekuasaan Allah yang terbuka bagi seluruh makhluk-Nya.
Rasulullah lalu berkata,“Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua makhluk-Nya.” Setelah mendengar penjelasan itu, maka yahudi itu masuk Islam. Alhamdulillah.
Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al-Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al-Ayyamy, dari Amr bin Hamid, dari Farat bin As-Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas Ra dan sanadnya dari Rasulullah, ia berkata,“Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang di ketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak di ketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya.”
Kandungan empat unsur dalam huruf hijaiyah pada insan, yaitu :
Unsur Api : alif, haa’, tha’, shad, mim, fa’, syin;
Unsur Udara : ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’;
Unsur Air : jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’, dan
Unsur Tanah : ha’, lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.
PENJABARAN PADA SIFAT-SIFAT HURUF HIJAIYAH
Alif, (Ismullah Nama Allah), sebagai simbol Allah yang Maha Esa;
Ba, (Al-Baqi Maha Kekal), sebagai ciptaan Allah;
Ta, (Al-Tawwab Maha Penerima Taubat) dari hamba-hamba-Nya;
Tsa, (Al-Tsabit Maha Menetapkan), keimanan dan adanya segenap makhluk;
Jim, (Jalla Tsanauhu Maha Tinggi Pujian-Nya) adalah sunnatullah yang tercipta;
Ha, (Al-Haq, Al-Hayyu, Al-Halim Maha Benar, Maha Hidup, Maha Bijak) adalah pelaksanaan sunnatullah yang di cipta;
Kha, (Al-Kabir Maha Tahu) atas sunnatullah yang di berikan kuasa kepada ciptaan;
Dal, (Dayyanu Yaumi Al-Din (Maha Kuasa di Hari Pembalasan) merupakan kesempurnaan ciptaan alam semesta;
Dzal, (Dzul alali Wal Ikram Pemilik Keagunga da Kemuliaan) suatu nisbah huruf Dal pada diri manusia;
Ra, (Al-Rauf Maha Penyayang) sebagai rahmat dari sifat Allah;
Zai, (Zainul Ma’budin Kebaggaan Para Hamba) merupakan fitrah manusia ketika awal penciptaan;
Sin, Al-Sami Al-Bashir Maha Mendengar Maha Melihat) manusia mampu memakmurkan bumi ini bersumber dari sifat ba, selanjutnya bentuk sin, melalui berusaha da ikhtiar manusia itu sendiri;
Shad, (Al-Shadiq Maha Jujur) dunia yang telah di pergunakan manusia namun wajib tunduk patuh pada Tuhan;
Dhad, (AlDhar Wa Al-Nafi Maha Menangkal Bahaya dan Mendatangkan Manfaat) merupakan amanat manusia sebagai chalifah di muka bumi;
Tha, (Al-Thahir Wal Al-Muthahir Maha Suci Lagi Menyucikan) Allah memerintahkan memimpin umat manusia supaya bertaqwa kepada-Nya;
"arial" , "helvetica" , sans-serif;">Zha, (Zhahir Yang Menampakkan Kebesaran-Nya) segenap manusia menerima pengajaran dari Allah melalui pemimpin yang adil;
‘Ain, (Al-‘Alim Maha Tahu) melepas perkembangan alam yang secara horizontal, manusia kemudian wajib mencari cahaya nurullah;
Ghain, (Ghiyats Al-Mustaghitsin Penolong Bagi Yang Memohon Pertolongan) tingkat manusia mencari Allah (makrifatullah);
Fa, (Yang Menumbuhkan Tumbuhan) Ridha manusia kepada sesama manusia;
Qaf, (Maha Kuasa Atas Makhluk-Nya) hubungan antar sesama manusia;
Kaf, (Al-Kafi Yang Maha Memberi Kecukupan) alam ini berdiri karena Allah, manusia sebagai pentadbir;
Lam, (AL-Lathif Maha Lembut atau Halus) yaitu alam yang berdiri atas ketentuan Allah;
Mim, (Al-Malik Maha Merajai) Rasulullah kekasih Allah;
Nun, (Nur Cahaya Nur Illahi) Manusia yang berada pada tingkatan rahmatan lil alamin;
Wau, (Al-Wahid Yang Maha Esa) ampunan Allah kepada manusia;
Ha, (Al-Hadi Maha Pemberi Petunjuk) kesempurnaan manusia sebagai sibghah Allah;
Lam Alif, (Lam Tasydid dalam lafadz Allah untuk penekanan Ke-ESA-an Allah) dalam sesuai dengan perbuatan Allah, segala apa yang berlaku ini adalah dari ciptaan Allah dan wajib mematuhi segala peraturan Allah;
Hamzah, manusia yang menyandang chalifah Allah, dan
Ya, (Yadullahbasithun Lil Khalqi, Tangan Allah terbuka bagi makhluk), kekuasaan-Nya meliputi semua tempat dan sempurna alam ini dengan adanya hamzah.
LETAK HURUF HIJAIYAH PADA TUBUH MANUSIA
Alif pada hidung;
Ba pada mata;
Ta pada rongga atau lubang tempat mata;
Tsa pada bahu kanan;
Jim pada bahu kiri;
Ha pada tangan kanan;
Kha pada tangan kiri;
Dal pada telapak tangan kanan dan kiri;
Dzal pada kepala dan rambut;
Ra pada rusuk kanan;
Zai pada rusuk kiri;
Sin pada dada kanan;
Syin pada dada kiri;
Shad pada pantat bagian kanan;
Dhad pada pantat bagian kiri;
Tha pada hati;
Zha pada gigi;
‘Ain pada paha sebelah kanan;
Ghain pada paha sebelah kiri;
Fa pada betis sebelah kanan;
Qaf pad betis sebelah kiri;
Kaf pada seluruh kulit;
Lam pada seluruh daging;
Mim pada otak;
Nun pada nur atau cahaya jasmani;
Wau pada telapak kaki kanan dan kiri;
H pada sumsum tulang belulang;
Lam Alif pada jasmani keseluruhan;
Hamzah memenuhi segala jasmani luar dalam, dan
Yaa pada mulut manusia.
SHALAWAT HURUF HIJAIYAH
Kumpulan shalawat amalan huruf hijaiyah adalah :
Illaahi bihormati alifi awwali muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Ba’i barkati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Ta’i tawakkuli muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Tsa’i muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Jimmi jam'ati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Ha’i habibi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Kha’i khallaqi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Dali dalili muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Dzali dzikri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Ra’i rahmati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Ilaahi bihormati Za’i zamzami muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Iilaahi bihormati Sini salamati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Syini syukri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Ilaahi bihormati Sha’i shidqi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Dha’i dhiya-i muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Tha’i tha'ati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Zha’i zhahiri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati ‘aini ‘alimi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Ga’i ghina’i muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Fa’i faqiri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Qafi qadiri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Kafi karamati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Lami lillahi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Mimi mulimi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Nuni nuri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
llaahi bihormati Wawi wahidi muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Ilaahi bihormati Ha’i hidayati muhammadin shallallahu’alaihiwassallam;
Illaahi bihormati Lami liqa-i muhammadin shallallahu’alaihiwassallam, dan
Illaahi bihormati Ya,i yasiri muhammadin shallallahu’alaihiwassallam.
Washallallahu'ala khairi khalqihi muhammad wa aalihi washahbihi wasallam'alaa dzalika Aamiin…Yaa…Rabbal’alamiiin.
DO’A PEMBUKA HURUF HIJAIYAH PADA DIRI
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Ayyuharruhani almuwakkali biharfil …. (isi dengan huruf hijaiyah yang di inginkan) saaltuka billadzi kholaqoka fa sawwaka fa ’adalaka fi ayyi surotin ma sya a roka baka ayyuhas sayyidul kamilul mugtarofu min bihari ma’adini jawahiril asrori wa yunabi’u malakutu jabarutil anwari illa ma ajabtani wa rofa’tal hijaba bayni wa baynaka hatta andzuroka bi bashori wa anta tukhotibuni wa sakhir li a’wanaka …. (isi dengan nama para malaikat penjaga huruf/khadam dan pembantunya).
Berikut nama-nama Malaikat Penjaga Huruf Hijaiyah beserta pembantunya :
Aliif, Malaikat Huruf Hathmahtholqiyaail, pembantunya : Hadhayunin, Syalhamidin, Thomkholashin dan Bukhlayshin.
Ba, Malaikat Huruf Jaromhayail, pembantunya : Kasyamsyakhin, Haylakhin dan Mahalsyathin.
Jim, Malaikat Huruf Tholaqtoyail wa Tholqiyail, pembantunya : Hadmakhhalasykhokhin.
Dal, Malaikat Huruf : Sakamhayail, pembantunya : Haltofin, Mahlalkhin, Syawidin dan Syasyaltotin.
Ha, Malaikat Huruf Afroyail, pembantunya : Dzabhatin, Hamkikin dan Hasytoyto’in.
Wau, Malaikat Huruf Tunayail, pembantunya : Mahdaduhin, Syaltamukhin dan Barokin.
Zai, Malaikat Huruf ‘Almasyyail, pembantunya : Ma’adrosyin, Hatotimin dan Mahatin.
Ha, Malaikat Huruf Tofyail, pembantunya : Dahlikh dan Kamsyalaatokhin.
Tho, Malaikat Huruf Astoyail, pembantunya : Syamhatin, Malsyakhin, Malkhosyin dan Tomahin.
Ya, Malaikat Huruf Hardaqil, pembantunya Damgigin, Halhafin dan Syawiyadkhin.
Pemahaman lebih lanjut silakan berguru pada ahlinya (guru tasawuf/sufi) yang ada di wilayah masing-masing.
Sumber: https://wadahsufiyah.blogspot.com/p/kajian-huruf-hijaiyah.html?m=1